tag:blogger.com,1999:blog-11941358716786776012024-03-13T11:09:01.713-07:00JENIS-JENIS AYAM KAMPUNGayam kampunghttp://www.blogger.com/profile/05392871172721844266noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-1194135871678677601.post-29615940178850798022010-06-02T01:47:00.000-07:002010-06-02T01:58:00.241-07:00<h1 id="firstHeading" class="firstHeading">Ayam kampung</h1> <h3 id="siteSub"><br /></h3> <div id="jump-to-nav"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_kampung#searchInput"><br /></a></div> <!-- start content --> <table class="infobox biota" style="padding: 2.5px; text-align: center; width: 180px;"> <tbody><tr style="text-align: center;"> <th style="background: rgb(211, 211, 164) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: border; -moz-background-origin: padding; -moz-background-inline-policy: continuous;"><span style="position: relative; float: right;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Membaca_kotak_taksonomi" title="Wikipedia:Membaca kotak taksonomi">?</a></span><b>Gallus domesticus</b></th> </tr> <tr style="text-align: center;"> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Freerangechickens.jpg" class="image" title="Ayam kampung (Gallus domesticus) sedang diberi makan di tanah terbuka"><img alt="Ayam kampung (Gallus domesticus) sedang diberi makan di tanah terbuka" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/74/Freerangechickens.jpg/250px-Freerangechickens.jpg" width="250" height="167" /></a><br /><div style="text-align: center;"><small>Ayam kampung (<i>Gallus domesticus</i>) sedang diberi makan di tanah terbuka</small></div> </td> </tr> <tr style="text-align: center;"> <th style="background: rgb(211, 211, 164) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: border; -moz-background-origin: padding; -moz-background-inline-policy: continuous;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_ilmiah" title="Klasifikasi ilmiah">Klasifikasi ilmiah</a></th> </tr> <tr style="text-align: center;"> <td> <table style="margin: 0pt auto; background: transparent none repeat scroll 0% 0%; text-align: left; -moz-background-clip: border; -moz-background-origin: padding; -moz-background-inline-policy: continuous;" cellpadding="2"> <tbody><tr valign="top"> <td>Kerajaan:</td> <td><span class="kingdom"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Animalia" title="Animalia" class="mw-redirect">Animalia</a></span><br /></td> </tr> <tr valign="top"> <td>Filum:</td> <td><span class="phylum"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chordata" title="Chordata">Chordata</a></span><br /></td> </tr> <tr valign="top"> <td>Kelas:</td> <td><span class="taxoclass"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aves" title="Aves" class="mw-redirect">Aves</a></span><br /></td> </tr> <tr valign="top"> <td>Ordo:</td> <td><span class="order"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Galliformes" title="Galliformes">Galliformes</a></span><br /></td> </tr> <tr valign="top"> <td>Famili:</td> <td><span class="family"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Phasianidae" title="Phasianidae">Phasianidae</a></span><br /></td> </tr> <tr valign="top"> <td>Genus:</td> <td><span class="genus"><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gallus" title="Gallus" class="mw-redirect">Gallus</a></i></span><br /></td> </tr> <tr valign="top"> <td>Spesies:</td> <td><span style="white-space: nowrap;"><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gallus_gallus" title="Gallus gallus" class="mw-redirect">G. gallus</a></i></span><br /></td> </tr> <tr valign="top"> <td>Upaspesies:</td> <td><span style="white-space: nowrap;"><i><b>G. g. domesticus</b></i></span><br /></td> </tr> </tbody></table> </td> </tr> <tr style="background: rgb(211, 211, 164) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: border; -moz-background-origin: padding; -moz-background-inline-policy: continuous;"> <th><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nomenklatur_trinomial&action=edit&redlink=1" class="new" title="Nomenklatur trinomial (halaman belum tersedia)">Nama trinomial</a></th> </tr> <tr style="text-align: center;"> <td><i><b>Gallus gallus domesticus</b></i><br /></td> </tr> </tbody></table> <p><b>Ayam kampung</b> adalah sebutan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> bagi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_peliharaan" title="Ayam peliharaan" class="mw-redirect">ayam peliharaan</a> yang tidak ditangani dengan cara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Budidaya" title="Budidaya" class="mw-redirect">budidaya</a> massal komersial serta tidak berasal-usul dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Galur" title="Galur">galur</a> atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ras_hewan_dan_tumbuhan" title="Ras hewan dan tumbuhan">ras</a> yang dihasilkan untuk kepentingan komersial tersebut .</p> <p>Ayam kampung tidak memiliki istilah ayam kampung petelur ataupun pedaging . Hal ini disebabkan ayam kampung bertelur sebagaimana halnya bangsa unggas dan mempunyai daging selayaknya hewan pada umumnya.</p> <p>Nama ilmiah untuk ayam kampung adalah <i>Gallus domesticus</i>. Aktifitas penternakan ayam kampung telah ada sejak jaman dahulu .</p> <table id="toc" class="toc"> <tbody><tr> <td> <div id="toctitle"></div></td> </tr> </tbody></table> <script type="text/javascript"> //<![CDATA[ if (window.showTocToggle) { var tocShowText = "tampilkan"; var tocHideText = "sembunyikan"; showTocToggle(); } //]]> </script> <h2> <span class="mw-headline" id="Latar_belakang">Latar belakang</span></h2> <p>Ayam kampung merupakan salah satu jenis <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ternak" title="Ternak">ternak</a> unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok nusantara . Bagi masyarakat Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing .</p> <p>Istilah "<i>Ayam kampung</i>" semula adalah kebalikan dari istilah "<i>ayam ras</i>", dan sebutan ini mengacu pada ayam yang ditemukan berkeliaran bebas di sekitar perumahan . Namun demikian, semenjak dilakukan program pengembangan, pemurnian, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan" title="Pemuliaan">pemuliaan</a> beberapa ayam lokal unggul, saat ini dikenal pula beberapa ras unggul ayam kampung . Untuk membedakannya kini dikenal istilah <b>ayam buras</b> (singkatan dari "ayam bukan ras") bagi ayam kampung yang telah diseleksi dan dipelihara dengan perbaikan teknik budidaya (tidak sekedar diumbar dan dibiarkan mencari makan sendiri). Peternakan ayam buras mempunyai peranan yang cukup besar dalam mendukung ekonomi masyarakat pedesaan karena memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan pemeliharaannya relatif lebih mudah <sup id="cite_ref-Sarwono_2-5" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_kampung#cite_note-Sarwono-2">[3]</a></sup>.</p> <h2> <span class="mw-headline" id="Sejarah_Perkembangan">Sejarah Perkembangan</span></h2> <p>Sejarah ayam kampung dimulai dari generasi pertama ayam kampung yaitu dari keturunan ayam hutan merah (<i>Gallus gallus</i>). Jenis ayam kampung sudah dikenal sejak jaman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai" title="Kerajaan Kutai">Kerajaan Kutai</a>. Pada saat itu, ayam kampung merupakan salah satu jenis persembahan untuk kerajaan sebagai upeti dari masyarakat setempat.<span style="text-decoration: underline;"> </span>Keharusan menyerahkan upeti menyebabkan ayam kampung selalu diternakan oleh warga kampung dan menyebabkan ayam kampung tetap terjaga kelestariannya. Di samping itu, ayam kampung memang sesuai dengan selera masyarakat setempat. Kebiasaan beternak ayam kampung tersebutlah yang menyebabkan ayam ini mudah dijumpai di tanah air. Sampai sekarang sistem upeti dalam arti perpindahan barang (ayam kampung) dari desa ke kota masih tetap ada. Bedanya, saat ini perpindahan tersebut lebih bersifat bisnis.</p> <h2> <span class="mw-headline" id="Varietas">Varietas</span></h2> <p>Ayam kampung mempunyai banyak varietas dan spesies, beberapa diantaranya yang penting yaitu :</p> <h3> <span class="mw-headline" id="1._Ayam_Kedu">1. Ayam Kedu</span></h3> <p><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_kedu" title="Ayam kedu">Ayam kedu</a> merupakan ayam lokal yang berkembang di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Magelang" title="Kabupaten Magelang">Kabupaten Magelang</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Temanggung" title="Temanggung" class="mw-redirect">Temanggung</a> atau eks. Kersidenan Kedu (Jawa Tengah). Berdasarkan penampilan warnanya, ayam kedu dapat dibedakan menjadi empat jenis sebagai berikut .</p> <p>a. Ayam Kedu Hitam</p> <p>Ayam kedu hitam mempunyai penampilan fisik hamper hitam semua, tetapi kalau diamati secara teliti warnanya tidak terlalu hitam . Penampilan kulit pantat dan jengger masih mengandung warna kemerah-merahan . Bobot ayam kedu hitam jantan dewasa antara 2 Kg – 2,5 Kg, sedangkan yang betinanya hanya 1,5 Kg . Ayam ini sering disamakan dengan ayam cemani karena tampak serba hitam .</p> <p>b. Ayam Kedu Cemani</p> <p>Ayam kedu cemani memiliki penampilan sosok tubuh hitam mulus, termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paruh" title="Paruh">paruh</a>, kuku, telapak kaki, lidah, telak (langit-langit mulut), bahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Daging" title="Daging">daging</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tulang" title="Tulang">tulangnya</a> juga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hitam" title="Hitam">hitam</a> . Sosok tubuh ayam kedu jantan dewasa tinggi besar dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bobot" title="Bobot" class="mw-redirect">bobotnya</a> antara 3 Kg- 3,5 Kg, sedangkan yang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Betina" title="Betina">betina</a> dewasa berbobot antara 2 Kg- 2,5 Kg .</p> <p>c. Ayam Kedu Putih</p> <p>Ayam kedu putih ditandai dengan warna bulu putih mulus, jengger dan kulit mukanya berwarna merah, sedangkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kaki" title="Kaki">kakinya</a> berwarna putih atau kekuning-kuningan . Jenggernya tegak berbentuk wilah . Bobot ayam jantan kedu putih dewasa mencapai 2,5 Kg . Sedangkan bobot ayam kedu putih <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Betina" title="Betina">betina</a> 1,2 Kg – 1,5 Kg <sup id="cite_ref-Ayam_Buras_Intensifikasi_Dan_Kiat_Pengembangan_5-12" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_kampung#cite_note-Ayam_Buras_Intensifikasi_Dan_Kiat_Pengembangan-5">[6]</a></sup>.</p> <p>d. Ayam Kedu Merah</p> <p>Ayam kedu merah ditandai dengan warna <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bulu" title="Bulu">bulu</a> hitam mulus, tetapi kulit muka dan jengger berwarna merah, sedangkan kulit badannya berwarna <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Putih" title="Putih">putih</a> . Sosok tubuh ayam kedu merah tinggi besar dengan bobot ayam jantan dewasa 3 Kg-3,5 Kg, Sedangkan bobot ayam betina 2 Kg-2,5Kg .</p> <h3> <span class="mw-headline" id="2._Ayam_Nunukan">2. Ayam Nunukan</span></h3> <p><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_nunukan" title="Ayam nunukan">Ayam nunukan</a> disebut juga ayam Tawao. Ayam ini merupakan ayam lokal yang berkembang di<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Tarakan" title="Pulau Tarakan">pulau Tarakan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Timur" title="Kalimantan Timur">Kalimantan Timur</a>. Ayam nunukan diperkirakan berasal dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cina" title="Cina">Cina</a> . Karakteristik ayam nunukan adalah warna bulunya merah cerah atau merah kekuning-kuningan, bulu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sayap" title="Sayap">sayap</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekor" title="Ekor">ekor</a> tidak berkembang sempurna . Sementara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paruh" title="Paruh">paruh</a> dan kakinya berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan dengan jengger dan pial berwarna merah cerah. Jenggernya berbentuk wilah dan bergerigi delapan .</p> <p><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Stadium" title="Stadium" class="mw-redirect">Stadium</a> anak ayam sampai umur 45 hari cenderung berbulu kapas . Berat badan ayam nunukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jantan" title="Jantan">jantan</a> dewasa 3,4 Kg – 4,2 Kg, sedangkan yang betina 1,6 Kg – 1,9 Kg .</p> <h3> <span class="mw-headline" id="3._Ayam_Pelung">3. Ayam Pelung</span></h3> <p>Ayam pelung merupakan ayam lokal yang berkembang di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Cianjur" title="Kabupaten Cianjur">Kabupaten Cianjur</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sukabumi" title="Sukabumi" class="mw-redirect">Sukabumi</a> (Jawa Barat). Ayam pelung memiliki sosok tubuh besar dan tegap, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tembolok" title="Tembolok">temboloknya</a> tampak menonjol . Kakinya panjang, kuat, dan pahanya berdaging tebal . Ayam pelung jantan memiliki Jengger berbentuk wilah yang besar, tegak, bergerigi nyata dan berwarna merah cerah . Ayam pelung betina mempunyai jengger, tetapi jengger terseebut tidak berkembang dengan baik . Ayam pelung jantan dewasa mempunyai bobot badan berkisar antara 3,5 Kg – 5,5 Kg, sedangkan yang betina 2,5 Kg – 3,5 Kg .</p> <h3><span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ayam_kampung&action=edit&section=7" title="Sunting bagian: 4. Ayam Sumatra">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="4._Ayam_Sumatra">4. Ayam Sumatra</span></h3> <p>Ayam Sumatra merupakan ayam lokal dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Barat" title="Sumatra Barat" class="mw-redirect">Sumatra Barat</a> . Penampilan perawakannya tegap, gagah ,tetapi ukuran tubuhnya kecil. Ayam Sumatra jantan berkepala kecil, tetapi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tengkorak" title="Tengkorak">tengkoraknya</a> lebar . <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pipi" title="Pipi">Pipinya</a> penuh (padat), keningnya tebal, dan pialnya menggantung ke bawah. Paruh ayam Sumatra umumnya pendek dan kukuh berwarna hitam, dengan cuping kecil dan berwarna hitam . Ayam Sumatra memiliki jengger berbentuk wilah dan berwarna merah . Kulit muka juga berwarna merah atau hitam, ditumbuhi bulu halus yang jarang . Bobot ayam Sumatra jantan dewasa 2 Kg, sedangkan yang betina 1,5 Kg .</p> <h3><span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ayam_kampung&action=edit&section=8" title="Sunting bagian: 5. Ayam Belenggek">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="5._Ayam_Belenggek">5. Ayam Belenggek</span></h3> <p>Ayam belenggek berasal dari Sumatra Barat, tepatnya dipedalaman Kabupaten Solok . Ayam ini pandai berkokok dengan suara yang merdu dan iramanya bersusun-susun, panjang sampai terdiri atas 6-12 suku kata. Semakin panjang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_kata" title="Suku kata">suku katanya</a>, semakin panjang <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kokok&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kokok (halaman belum tersedia)">kokoknya</a> .</p> <h3><span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ayam_kampung&action=edit&section=9" title="Sunting bagian: 6. Ayam Gaok">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="6._Ayam_Gaok">6. Ayam Gaok</span></h3> <p>Ayam gaok bersal dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Madura" title="Madura">madura</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Puteran" title="Pulau Puteran">Pulau Puteran</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sumenep" title="Kabupaten Sumenep">Kabupaten Sumenep</a> . Keistimewaan ayam gaok yaitu kokoknya memiliki suara panjang yang hampir sama dengan ayam pelung yang terdapat di Cianjur (Jawa Barat). Ayam Gaok jantan dewasa memiliki bobot badan mencapai 4 Kg, sedangkan yang betina 2 - 2,5 Kg. Ayam Gaok jantan memiliki tampilan tubuh besar, tegap dan gagah . Jenggernya besar berbentuk wilah dan berwarna merah, dengan pial yang besar dan warnanya merah . Kakinya berwarna kuning . Bulunya didominasi oleh warna kuning kehijau-hijauan (<i>wido</i>), namun ada juga yang berwarna lain, seperti merah dan hitam .</p>ayam kampunghttp://www.blogger.com/profile/05392871172721844266noreply@blogger.com1